Rabu, 04 September 2013

Mengamati Struktur Tulang Keras

METODE PRAKTIKUM

I.          JUDUL / TOPIK
          “Mengamati Struktur Tulang Keras”

II.        WAKTU DAN TEMPAT
Selasa, 30 Oktober 2012 di Laboratorium Biologi  SMA Negeri 1 Talun.

III.    PRAKTIKAN
1.    Mia Akhadiyah Purwaningsih                    (19)
2.    Panji Jati Kusuma                                       (25)
3.    Tutut Ariani                                                (28)
V.        TUJUAN
1. Mengidentifikasi struktur tulang keras

VI.       ALAT DAN BAHAN
1.    Tulang paha ayam segar
2.    Larutan HCl dengan konsentrasi 30%
3.    Air
4.    Gelas akua






VII.     CARA KERJA
1.    Siapkan tulang paha ayam yang sudah bersih dari sisa-sisa daging yang melekat.
2.    Patahkan/ potonglah paha ayam menjadi 2 bagian agar bagian dalam tulang mudah diamati.
3.    Amati keadaan pada ayam sebelum perendaman dengan larutan HCl, misalnya kekerasan, kelenturan, dan warnanya. Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
4.    Larutkan 100 ml larutan HCl 30% di gelas akua dengan air 200 ml sehingga mendapatkan larutan HCl sebanyak 300 ml dengan kadar HCl sebanyak 10%.
5.    Rendamlah tulang tersebut ke dalam gelas akua yang berisi larutan HCl selama 1 jam.
6.    Setelah 1 jam, amati dan catatlah perubahan yang terjadi pada tulang ayam tersebut.

VIII.    RUMUSAN MASALAH
1.      Berdasarkan bentuk dan sifatnya, sebutkan jenis tulang paha ayam tersebut !
2.      Apakah terjadi perubahan kelenturan pada tulang sesudah direndam larutan HCl ? Mengapa ?
IX.       HIPOTESIS
          Berdasarkan bentuknya, tulang paha termasuk tulang pipa karena memiliki bentuk seperti tabung dan berongga di bagian dalamnya. Kedua ujung tulang membulat dan terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Berdasarkan sifatnya, tulang paha termasuk tulang keras. Tulang pada bersifat keras dan kaku. Namun, setelah direndamdalam larutan HCl ternyata tulang paha menjadi lunak dan lebih lentur. Perubahan sifat tulang paha ini terjadi karena kalsium dalam tulang dalam larutan HCl dengan reaksi berikut :
HCl + Ca → CaCl2 + H2
Reaksi tersebut membuktikan bahwa kekerasan tulang ditentukan oleh adanya kalsium dalam tulang

X.        DASAR TEORI
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.
Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya.
Seperti yang telah kita ketahui, komponen utama tulang adalah unsur Ca (kalsium). Asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan unsur2 seperti Ca dengan mengikuti reaksi:
HCl + Ca --> CaCl2 + H2
Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena larut dalam asam, maka pada kondisi tertentu, tulang akan menjadi lentur/lunak karena komposisi Ca pada tulang sudah menurun drastis.

XI.       KESIMPULAN
1.      Keadaan tulang sebelum direndam pada larutan HCl
(Bisa dilihat dari warnanya yang masih berwarna putih tulang.)
2.      Keadaan tulang setelah beberapa menit direndam pada larutan HCl
(bisa dilihat dari gelembung-gelembung yang berada pada sekitar tulang. Itu menandakan bahwa larutan HCl sudah mulai bereaksi)

3.      Keadaan tulang setelah direndam beberapa saat pada larutan HCl
(bisa dilihat dari reaksi larutan HCl dengan tulang yang ditandai
dengan adanya keluarnya sel-sel darah merah)

4.      Keadaan akhir tulang setelah direndam ± 1 jam


(dari gambar diatas dapat diketahui bahwa reaksi HCl menyebabkan sel-sel darah merah keluar dan menyebabkan tulang menjadi lunak serta menyebabkan perubahan warna yang semula berwarna putih tulang/masih segar, tapi setelah direndam menjadi putih pucat
DAFTAR PUSTAKA

Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar