Jumat, 14 Juni 2013

SEDEKAH NGEBET????

            Keringat mengucur, matahari tersenyum dengan bangga memancarkan panasnya hingga menyulut emosi. Udara hangat dan kesibukkan menceritakan pengalaman sendiri-sendiri membuat mata menjadi sayup-sayup. Bus butut yang popular di Era 50-an yang kami tumpangi melaju dengan sigap, ditengah gedung yang tingginya sudah melebihi tiang listrik pedesaan dan sudah tak asing dipandang, dan saat itu juga aku tertidur dalam rengekan besi penyusun bus buntut itu. Bising, itulah lagu perjalanan yang akan aku tempuh kali ini.
            Aku terperanjat bangun dan rasa ngantuk yang menempel di mataku hilang, ketika Ibu setengah baya sengaja membangunkan ku sekedar basa-basi dan sudah sering dilakukan orang pedesaan, yaitu gaya hidup senyum, salam, sapa dan santun. Karena aku juga berasal dari pedesaan terpaksa aku menaggapi.
            “Turun mana Neng?”
            “Wah ini Buk, turun Surabaya Kota. Ibu mau turun mana?”
            “Ibuk mau turun kalau busnya sudah berhenti  Neng,” Aku balas tersenyum malu.
            “Iya buk, saya juga turun kalau busnya sudah berhenti, tapi yang saya maksud ibu tujuanya mana?”