Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaika Ya Rasulullah
Teman-teman
yang dirahmati oleh Allah…
Jika kita semua
boleh mengajukan pertanyaan. “Kenapa
semua itu bisa terjadi, kenapa kerusakan bisa berkembang begitu cepat dan lari
kemana kebaikan-kebaikan yang dahulu sedikit kental itu? Kemana solusi mutakhir
perginya?”, dan jika kita semua boleh mengajukan pernyataan. “Kami semua sudah tahu jika Indonesia itu
sangat bermasalah, dari jaman dahulu sampai sekarang bergonta-ganti rezim
tetapi permasalahan tetap sama, yaitu ‘tidak bisa diselesaikan’ kami merasa
jika masalah satu diselesaikan ibarat kita memotong rumput dilapangan sepak bola
saja, ketika beberapa hari dipotong maka akan tumbuh liar kembali dan begitu
seterusnya. Kami tidak mau mengatakan ini tetapi jika boleh mengaku, kami
rakyat Indonesia sudah mulai terbiasa dengan permasalahan di lingkungan kami,
ibarat virus yang mulai kebal terhadap obat. Seperti itu sehingga kami menjadi
orang yang pasif melihat suatu permasalahan.”
Sungguh,
pertanyaan yang dijawab dengan sebuah pernyataan. Sesederhana itu permasalahan
di Indonesia ternyata. Tidak begitu rumit dan mudah untuk bisa dimengerti.
Tetapi apakah benar kita adalah pasif. Penulis merasa jika orang-orang di negeri
ini saat ini adalah pasif, mereka sama sekali tidak dapat merespon sebuah
permasalahan. Meraka tidak menyadari bahaya akan datang, mereka tidak menyadari
jika mereka melangkah menuju jurang. Mereka mengganggap itu sebuah kelumrahan,
keharusan dan kebiasaan.
Bukan hitungan
jari -satu sampai sepuluh- saja orang-orang pandai di negeri ini. Bukan
hitungan jari mahasiswa yang mengaku aktivis di negeri ini. Bukan hitungan jari
orang yang kaya di negeri ini. Bukan pula hitungan jari orang yang begitu
kritis di negeri ini, tetapi kenapa? Kenapa begitu banyak sekali masalah yang
tidak bisa diselesaikan.
Dari situlah
mungkinkah terdapat virus lain, virus yang membuat intelektual sesorang menjadi
monster yang menakutkan. Ingatkah kita dengan film spiderman. Karena virus,
seorang professor bisa berubah menjadi monster yang menghancurkan. Meskipun
kita menepis itu adalah sebuah khayalan film, tetapi meskipun kemungkinan hanya
0,01% apakah tidak bisa terjadi. Hantu saja yang jelas-jelas tidak bisa
dilogika kita sama-sama mempercayainya.
Ibarat virus itu adalah dua pihan jalan.
Jalan yang satu adalah jalan menuju kebenaran dan satunya adalah jalan yang
menyesatkan, dan apakah saat ini memang manusia sedang berjalan dijalan
kesesatan, hingga sekarang menghasilkan sebuah produk kerusakan yang luar
biasa? Manusia itu memiliki potensi yang luar biasa. Mungkin 500 tahun silam
belum terdapat laptop, ipad atau handpone tetapi bisa kita lihat sekarang
betapa benda-benda canggih itu menjadi sebuah kewajiba yang harus dimiliki
sesorang. Jika kemungkinan manusia sedang berjalan di jalan yang sesat, lalu
apakah jalan yang sesat itu? Allahu A'lam